Klausa.co – Tingkat keterpilihan atau elektabilitas Ganjar Pranowo sebagai calon presiden Pilpres 2024 melesat dalam empat bulan terakhir. Hal itu diketahui dari survei Indikator Politik Indonesia pada 30 Juli-4 Agustus 2021.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan elektabilitas Ganjar saat ini berada di angka 20,8 persen. Elektabilitas Ganjar naik sekitar 7 persen dari bulan April.
“April sampai Juli naik buat Ganjar. Saya menduga ini drama antara Mas Bambang Pacul (Ketua DPP PDIP Badan Pemenangan Pemilu) dengan Ganjar,” kata Burhanuddin dalam rilis survei secara daring, Rabu (25/8).
Survei itu juga mencatat peningkatan popularitas Ganjar dalam empat bulan terakhir. Tingkat keterkenalan Ganjar naik dari sekitar 50 persen menjadi 69 persen.
Dengan dua torehan itu, Ganjar menempati urutan kedua dalam daftar kandidat presiden Pilpres 2024. Ia berada di bawah Prabowo Subianto yang memiliki elektabilitas 26,2 persen.
“Drama itu justru jadi berkah Ganjar Pranowo,” ucap Burhanuddin.
Survei Indikator Politik Indonesia kali ini memiliki toleransi kesalahan kurang lebih 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilakukan terhadap 1.220 responden pada 30 Agustus-4 September.
Sebelumnya, Ganjar terlibat polemik dengan sejumlah elite PDIP, salah satunya Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDIP Bambang “Pacul” Wuryanto. Polemik bermula dari persaingan antara Ganjar dan Puan Maharani dalam bursa Pilpres 2024.
Dalam sebuah pertemuan, Bambang menyebut partainya tak akan mendukung Ganjar di 2024. PDIP, kata dia, sudah sepakat untuk mendorong Puan sebagai cawapres.
“Rumusnya, Puan Maharani teh botol sosro. Apapun makanannya, minumnya teh botol sosro. Ya to? Siapa pun calon presidennya, wakilnya PM (Puan Maharani),” kata Bambang dalam sebuah rekaman yang beredar pada Juni lalu.
Polemik antara Ganjar dan elite PDIP berlanjut usai aksi relawan Sahabat Ganjar. Elemen relawan itu berkali-kali menyatakan dukungan untuk Ganjar sebagai capres di 2024.
Politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno menyindir gerakan relawan Sahabat Ganjar itu. Ia menilai saat ini seharusnya semua pihak sibuk saling membantu menangani pandemi Covid-19.
“Yang sekarang kita butuhkan kesejukan untuk mengatasi persoalan-persoalan besar. Kita jangan terlalu genit bermain-main dengan aksesoris kekuasaan,” tulis Hendrawan pada pesan singkat seperti yang dilansir media ini dari laman CNNIndonesia.com, Kamis (25/8/2021).
(Tim Redaksi Klausa)