Faktaborneo.com – SAMARINDA – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI) Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (Kaltimra) merayakan ulang tahun ke-43 dengan mengadakan berbagai kegiatan di Museum Taman Samarendah, Samarinda, pada Minggu (20/10/2024). Acara ini diisi dengan senam, jalan santai, dan beragam lomba dalam suasana meriah bertajuk Gathering Family, yang dihadiri oleh para penilai dari seluruh Kaltimra. Mengusung tema “Penilai Berkembang Bersama untuk Indonesia Maju”, kegiatan ini bertujuan mempererat hubungan antarpenilai.
Tajudin Nur, ST, Ketua DPD MAPPI Kaltimra, menjelaskan bahwa peringatan ini tidak hanya merayakan perjalanan panjang MAPPI, tetapi juga berfungsi sebagai sarana memperkuat tali persaudaraan dan membangun profesionalisme di kalangan para penilai di dua provinsi tersebut. Harapannya, melalui acara ini, para penilai dapat bekerja sama dalam meningkatkan kualitas dan integritas untuk mencapai standar penilai internasional.
“Kami berharap dengan acara ulang tahun dan Gathering Family ini, penilai di Kaltimra bisa saling mendukung untuk mencapai penilai bertaraf internasional,” ungkap Tajudin.
Acara ini diikuti oleh 15 kantor cabang MAPPI yang tersebar di Balikpapan dan Samarinda, dengan 8 cabang di Balikpapan dan 7 cabang di Samarinda.
Nasrullah, Wakil Ketua DPD MAPPI Kaltimra, menambahkan bahwa profesi penilai sangat penting bagi masyarakat, terutama dalam menentukan nilai aset yang akan dijual agar harganya tepat. “Profesi penilai membantu masyarakat memprediksi nilai aset secara adil, baik untuk menghindari harga terlalu rendah atau terlalu tinggi,” ujarnya.
Nasrullah juga menjelaskan bahwa dalam penilaian properti, terdapat tiga pendekatan utama yang digunakan, yakni Pendekatan Pasar, Pendekatan Pendapatan, dan Pendekatan Biaya. Setiap pendekatan memiliki metode yang berbeda. Misalnya, Pendekatan Pasar menggunakan metode pasar terbuka, sedangkan Pendekatan Pendapatan menerapkan metode Discounted Cash Flow (DCF) untuk memproyeksikan arus kas properti di masa depan. Pendekatan Biaya, di sisi lain, menggunakan metode biaya pengganti baru atau penciptaan.
“Ketiga metode ini menjadi landasan penting dalam standar penilaian MAPPI,” kata Nasrullah.
Kegiatan ini menjadi ajang penting bagi para penilai untuk meningkatkan kompetensi dan memperkuat kerja sama dalam memajukan sektor properti di Indonesia.