Faktaborneo.com – SAMARINDA – Pemerintah Kota Samarinda terus berkomitmen untuk mengatasi kemacetan di daerah Sambutan dengan pembangunan terowongan yang menghubungkan Jalan Sultan Alimudin hingga ke Jalan Kakap. Wali Kota Samarinda, Andi Harun, baru-baru ini melakukan tinjauan langsung terhadap progres pengerjaan proyek ini, yang dilaporkan telah mencapai surplus progress sebesar 1 persen.
Proyek strategis ini, yang dimulai pertengahan tahun 2023, bertujuan untuk mengurangi kemacetan dan risiko kecelakaan di lintasan yang penting menghubungkan Kota Samarinda ke Kabupaten Kutai Kartanegara.
Dalam tinjauan tersebut, Wali Kota menyatakan kepuasannya terhadap progres pengerjaan yang mencapai angka 18,9 persen, melampaui target yang ditetapkan pada perencanaan bulan November sebanyak 17 persen.
“Anda kelebihan 1 persen, jadi pengerjaan tunel sesuai dengan target dan sesuai kontrak,” ungkapnya dengan optimisme.
Wali Kota Andi Harun menekankan bahwa proyek terowongan ini sesuai dengan kontrak yang berlaku, dan dengan kinerja yang baik saat ini, pihaknya yakin proyek ini akan selesai pada Oktober 2024, sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Ia juga menambahkan bahwa, dengan tambahan waktu perawatan, terowongan ini diharapkan dapat berfungsi dengan baik.
“Insyaallah bulan Oktober tahun 2024 kontrak selesai, dan mudah-mudahan terowongan bisa fungsional dan ditambah dengan perawatan sekitar 1 tahun,” jelasnya.
Wali Kota Andi Harun menetapkan target galian terowongan mencapai 134 meter hingga akhir Desember 2023. Ia juga meminta dukungan semua pihak untuk mendukung proyek strategis ini, yang diperkirakan dapat mengurangi kemacetan hingga 50 persen.
Terhadap kendala pergantian lahan yang sempat menjadi sengketa antara pemerintah dan warga, Wali Kota menargetkan penyelesaian pada 20 Desember 2023. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda ditugaskan untuk menangani masalah ini.
Sementara itu, Site Operational Manager Billy Adrian menjelaskan bahwa pihaknya fokus pada dua kekuatan utama, yaitu temporary support (penyangga sementara) dan permanen support (penyangga permanen), dengan menerapkan metode New Austrian Tunneling Method (NATM).
Tahapan pemasangan penyangga sementara menggunakan baja untuk melindungi terowongan, dengan wiremesh atau rangkaian baja tulangan ulir dan pemasangan shotcrete atau beton dengan tegangan tinggi. Untuk penyangga permanen, dilakukan forepoling atau penyangga pada permukaan terowongan, diikuti dengan lining beton ketebalan 50 centimeter dengan kualitas mutu tinggi.
Billy Adrian menjamin bahwa pengerjaan keseluruhan terowongan akan dilakukan di dalam tanah, sehingga tidak akan mengganggu aktivitas masyarakat sekitar. Setiap shift pengerjaan membutuhkan 15 hingga 20 orang dan dilakukan dalam jam kerja normal selama 8 jam.
“Kami pun pengerjaannya minim getaran, jadi tidak mengganggu saat pengerjaan malam,” tambahnya.
Proyek ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi warga Kota Samarinda, terutama di Kecamatan Sambutan, dan dijadwalkan selesai pada Oktober 2024. (ADV/ Diskominfo SamarindaTe