Search
Close this search box.

Jumat, 20 September 2024

Desa Margahayu Belajar dari Tiongkok, Ini yang Ingin Dicontoh

Kutai Kartanegara – Faktaborneo.com – Desa Margahayu, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, ingin mengikuti jejak desa-desa di Tiongkok yang sudah maju dan mandiri. Hal ini didasari dari studi banding yang dilakukan oleh Kepala Desa Margahayu, Rusdi, bersama 19 kades lainnya dari Indonesia.

Selama 10 hari, dari 14 hingga 25 Oktober 2023, mereka mengunjungi berbagai desa di Tiongkok yang telah berhasil mengelola lahan dan usaha dengan baik. Mereka belajar tentang pengembangan pertanian, peternakan, perikanan, hingga wisata desa.Rusdi mengaku terkesima dengan apa yang dilihatnya di sana. Ia menilai bahwa desa-desa di Tiongkok memiliki kemandirian dan kesejahteraan yang tinggi.

Baca juga  Pemkab Kukar Akan Tingkatkan Kesejahteraan ASN Melalui Kenaikan TPP di Tahun 2024

Salah satu faktor utamanya adalah keterlibatan keluarga-keluarga warga dalam berbagai kegiatan ekonomi.

“Di sana, mereka memulai dari skala keluarga dulu. Setiap keluarga memiliki lahan sendiri dan mengolahnya sesuai dengan kemampuan dan minat mereka. Ada yang menanam padi, sayur, buah, bunga, ada juga yang beternak atau menangkap ikan,” kata Rusdi saat dihubungi, Rabu (18/10/2023).

Selain itu, lanjut Rusdi, keluarga-keluarga itu juga bergabung dengan koperasi atau Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang ada di desanya. Dengan begitu, mereka bisa saling bekerja sama dan mendapatkan manfaat bersama.

“Jadi, mereka tidak hanya mengandalkan diri sendiri, tapi juga tergabung dalam suatu wadah yang lebih besar. Mereka bisa saling bantu dalam hal pemasaran, pengolahan, peningkatan kualitas, dan sebagainya,” jelas Rusdi.

Baca juga  Wakil Ketua DPRD Kukar Alif Turiadi Siap Bantu Perjuangkan Sektor Pendidikan dan Perikanan Saat Reses di Desa Muara Kaman Ulu Kukar.

Rusdi juga mengapresiasi program wisata desa yang dikembangkan oleh desa-desa di Tiongkok. Ia melihat bahwa program ini mampu meningkatkan pendapatan dan daya tarik desa. Wisatawan yang datang ke desa-desa itu bisa merasakan pengalaman hidup di pedesaan yang asri dan menyenangkan.Menurut Rusdi, program wisata desa ini sangat menguntungkan bagi desa.

Desa mendapatkan pendapatan dari sewa lahan dan rumah warga, serta bagi hasil dari BUMDes yang mengelola wisata tersebut. Warga juga merasa senang karena bisa berbagi pengalaman dan budaya dengan wisatawan.

Baca juga  Edi - Rendi Gelontorkan 700 M, untuk Genjot Sektor Pertanian Kukar Sebagai Lumbung Pangan IKN

“Kalau di sini kan belum ada yang seperti itu. Padahal potensinya besar. Kami ingin mencontoh model ini agar desa kami bisa lebih maju dan berdaya saing,” tutur Rusdi.

Studi banding yang diikuti oleh Rusdi dan kades lainnya adalah program dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) yang bekerja sama dengan pemerintah Tiongkok.Rusdi berharap studi banding ini bisa memberikan inspirasi dan motivasi bagi para kades untuk menerapkan pembangunan dan pengelolaan desa yang lebih baik di Indonesia.(ADV/Diskominfo Kukar)

Bagikan

Facebook
Twitter
WhatsApp
Print

Berita terupdate ada juga di Benuanta dan Prolog.co.id