Kutai Kartanegara – Faktaborneo.com – Kecamatan Samboja Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, berpotensi menjadi lumbung pangan bagi ibu kota negara (IKN) yang akan dibangun di provinsi tersebut. Namun, pengembangan pertanian di wilayah itu terkendala oleh pengairan yang kurang memadai.
Hal itu dikatakan oleh Sekretaris Camat Samboja Barat, Budiman, dalam rangka program validasi data pertanian yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kukar, Jumat (3/11/2023).
“Samboja Barat ini termasuk salah satu destinasi IKN, salah satu program dari pak bupati bahwa, kabupaten Kukar ini salah satu ketahanan pangan untuk IKN,” ucap Budiman.
Budiman mengatakan bahwa Samboja Barat memiliki luas wilayah sekitar 60 ribu hektare, dengan sekitar 40 persen di antaranya merupakan lahan pertanian. Komoditas unggulan di wilayahnya adalah padi, jagung, kedelai, dan sayuran.
“Kami di Samboja Barat sebagai wilayah yang berpotensi untuk dikembangkan di pertanian, berusaha bagaimana pertanian di Samboja Barat bisa mendukung program-program pemkab Kukar untuk menjadi salah satu ketahanan pangan,” katanya.
Namun, Budiman mengungkapkan bahwa ada satu masalah yang selama ini menjadi hambatan dalam pengembangan pertanian di Samboja Barat, yaitu pengairan. Dia mengatakan bahwa selama ini petani di wilayahnya lebih mengandalkan hujan untuk memulai pertanian.
“Karena tidak adanya drainase untuk pengairan di persawahan. Jadi kalau musim kemarau begini, kami tidak bisa menanam. Kalau musim hujan, kami bisa menanam dua kali setahun,” ungkapnya.
Budiman berharap ada bantuan dari pemerintah pusat maupun daerah untuk membangun saluran irigasi yang bisa mengalirkan air ke lahan pertanian di Samboja Barat. Dia mengatakan bahwa hal itu sangat penting untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani di wilayahnya.
“Kami berharap ada perhatian dari pemerintah pusat maupun daerah untuk membangun drainase pengairan di Samboja Barat. Karena itu sangat berpengaruh terhadap hasil pertanian kami. Kalau ada drainase, kami bisa menanam tiga kali setahun, dan hasilnya juga bisa lebih baik,” ucapnya.(ADV/Diskominfo Kukar)