Faktaborneo.com – SAMARINDA – Pemerintah Kota Samarinda aktif menghadapi tantangan pengelolaan energi, khususnya listrik dan air. Upaya peningkatan kesadaran dilakukan melalui kegiatan sosialisasi yang digelar di Ruang Rapat Mangkupelas Balaikota Samarinda pada 16 November 2023.
Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah Kota Samarinda, Marnabas, menekankan urgensi kesadaran akan penggunaan energi berkelanjutan. Meskipun perkembangan teknologi membawa kemudahan, penggunaan yang berlebihan dapat berdampak negatif, tidak hanya pada anggaran daerah tetapi juga pada lingkungan melalui efek rumah kaca dan pemanasan global.
“Teknologi canggih telah memudahkan gaya hidup modern, namun penggunaan berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan karena penggunaan listrik yang berlebihan tidak hanya membebankan anggaran, tetapi juga berkontribusi pada efek rumah kaca dan pemanasan global,” ujar Marnabas.
Data dari Bagian Sumber Daya Alam mencatat biaya penggunaan listrik dan air di Kota Samarinda hingga Oktober 2023 mencapai Rp 12.562.296.392 dan Rp 153.564.578. Kerjasama antara masyarakat dan pemerintah dianggap penting dalam mengurangi konsumsi energi melalui perangkat hemat energi dan praktik konservasi.
“Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi masyarakat dan pemerintah setempat untuk bersatu dalam upaya penghematan energi. Salah satu upaya yang dapat diambil adalah mengurangi konsumsi listrik dan air dengan menggunakan perangkat hemat energi dan praktik konservasi,” ungkap Marnabas.
Pemerintah Kota Samarinda berkomitmen untuk menghemat listrik dan air di Lingkungan Pemerintah Kota sebagai langkah kontribusi yang signifikan. Perubahan kecil dalam kebiasaan sehari-hari di lingkungan pemerintah dianggap kunci utama dalam mencapai tujuan ini.
“Oleh karena itu, perubahan kecil dalam kebiasaan kita sehari-hari dapat membawa perubahan besar untuk masa depan yang berkelanjutan,” ujar Marnabas.
Marnabas berharap Kota Samarinda dapat menjadi contoh dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan mengurangi dampak negatif perubahan iklim. Kesadaran akan pentingnya penghematan energi dan penggunaan teknologi yang bijak diharapkan menjadi budaya yang diterapkan oleh masyarakat dan instansi pemerintah, dengan tujuan bersama menjaga lingkungan dan merawat sumber daya alam.
“Dengan mengadopsi praktik penghematan energi, tidak hanya melindungi anggaran daerah tetapi juga turut berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan bumi dari dampak negatif perubahan iklim,” pungkasnya. (ADV/ Diskominfo Samarinda)