Faktaborneo.com – SAMARINDA – Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), Dalam Pidatonya saat berkunjung ke Samarinda menyinggung masalah kemacetan jalan yang dihadapi banyak daerah di Indonesia, termasuk kota Samarinda. Kondisi tersebut, menurut Jokowi, tak lepas dari faktor masifnya penggunaan kendaraan pribadi.
“Kalau kita lihat dari kota ke kota di mana pun sekarang ini macet. Termasuk saya lihat di Samarinda, Balikpapan, dan Banjarmasin,” ucapnya saat meresmikan Terminal Penumpang Tipe A Samarinda Seberang pada Rabu (28/2/2024) sore.
Bersamaan dengan peresmian fasilitas tersebut, Jokowi mendorong pemanfaatan transportasi massal kepada masyarakat luas. Harapannya, penggunaan kendaraan pribadi akan terus berkurang pada masa mendatang.
Keberadaan fasilitas umum, semacam Terminal Penumpang Tipe A di Samarinda Seberang, menurutnya, bakal menuntut pemerintah daerah untuk menyediakan sistem transportasi massal yang layak kepada masyarakat.
“Tadi Pak Wali juga nyampaikan, dulunya (kawasan) ini kumuh sekali, di mana-mana terminal musti kotor, tidak tertata, banyak premannya itu sudah di mana-mana. Tapi melihat sekarang, saya senang terminalnya bersih, terminalnya rapi, tertata,” pungkas Jokowi dalam pidatonya.
Operasional terminal di Samarinda Seberang diharap mendukung segala aktivitas masyarakat termasuk UMKM.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, meyakini transformasi Terminal Samarinda Seberang akan berperan mengurai kemacetan jalan di daerahnya. Terminal Tipe A yang diresmikan Presiden, Joko Widodo, itu juga akan melayani trayek Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) rute Samarinda-Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel).
“Kita bisa melihat transformasi perubahan terminal kita yang sekarang sangat bagus, rapi dan bisa menjadi sarana publik untuk kepentingan masyarakat,” katanya di sela mendampingi Presiden, Rabu (28/2/2024).
Andi Harun juga setuju dengan pandangan Jokowi, bahwa terminal merupakan sarana publik yang harus nyaman, bersih dan rapi bagi pengguna transportasi umum. Namun tak sampai di situ, Ia berharap keberadaan Terminal Samarinda Seberang perlu diintegrasikan dengan kegiatan ekonomi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
“Mari kita jaga bersama dan terminal ini harus bisa terhindar dari kegiatan premanisme yang dapat menggangu kenyamanan bagi pengguna transportasi,” tegas AH