Kutai Kartanegara – Faktaborneo.com – Kecamatan Sebulu, Kutai Kartanegara, punya lahan pertanian yang luas. Ribuan hektar lahan bisa ditanami padi dan sayur-sayuran.
Tapi sayangnya, lahan-lahan itu tidak tergarap maksimal. Petani di sana banyak yang kesulitan. Apa aja sih masalah yang dihadapi petani di Sebulu? Loddy Yusrianta, Kordinator Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sebulu mengatakan ada beberapa hal yang jadi kendala.
Mulai dari kurangnya penyuluh pertanian, alat mesin pertanian (alsin), pupuk, sampai tenaga kerja. Ia juga mengungkapkan bahwa penyuluh pertanian di Sebulu cuma ada tujuh orang. Padahal desanya ada 14. Idealnya, tiap desa punya satu penyuluh.
“Formasi pengangkatan penyuluh dari pusat, tahun ini cuma buat tenaga kesehatan sama guru. Makanya, yang lolos seleksi T3D dialihkan jadi penyuluh sama Bupati,” katanya.
Bulan ini, jumlah penyuluh makin berkurang jadi tujuh orang karena ada dua orang yang pensiun. Padahal, kebutuhan penyuluhan di sana tinggi karena lahan pertaniannya luas.
“Di Sebulu cuma daerah potensial aja yang dapet penyuluhan. Kayak daerah yang banyak petaninya,” ujarnya.
Selain itu, petani di Sebulu jugaa tidak punya cukup alsin. Padahal, alsin penting banget buat bantu kerja petani. “Petani di sini sudah pada tua-tua. Tanpa alsin, kerjanya lama. Mesin panen kurang, alsin kurang, mesin tanam padi juga kurang. Kalau bisa sih perlu 50 unit alsin,” ungkapnya.
Loddy berharap pemerintah pusat dan daerah bisa perhatiin lebih sektor pertanian di Sebulu. Biar petani makin sejahtera dan produksi pangan terjamin.
“Di Sebulu ada hortik sayur-sayuran di lima desa, Sumber Sari, Segihan, Tanjung, Manunggal Jaya, dan Sebulu Modern. Kita masih banyak yang hasilnya kurang. Harusnya 1 alsin buat 8 hektar. Jadi kalau di Sebulu Modern lebih dari 100 hektar itu cuma sawah aja, belum yang lain,” tuturnya. (ADV/Diskominfo Kukar)