Samarinda – Faktaborneo.com – Belum lama ini Wali Kota Samarinda Andi Harun menyatakan tantangannya kepada DPRD Kota Samarinda untuk mengajak berdiskusi tentang pembangunan ulang Pasar Pagi. Hal ini pun mendapat tanggapan tersendiri dari Anggota Komisi II DPRD Samarinda Abdul Rohim. Senin, (16/10/23).
Ia mengaku tak segan menerima tantangan untuk berdiskusi mengenai rekonstruksi Pasar Pagi yang telah lama menjadi perhatian. Kekhawatiran pedagang yang tergabung dalam Forum Pedagang Pasar Pagi (FP3) telah muncul seiring dengan wacana pembangunan ulang pasar tersebut.
Meskipun mereka telah mengadu ke DPRD Samarinda pada tanggal 5 Oktober. Sebab nasib mereka masih belum pasti.Wali Kota Samarinda, Andi Harun, telah mengajukan tantangan kepada Dewan untuk membahas urgensi rekonstruksi Pasar Pagi.
“Kami terima tantangannya dan kami siap diundang,” tegas Rohim.
Dia juga menekankan bahwa isu ini harus dianggap serius oleh Pemerintah Kota Samarinda, namun, undangan yang telah dikirimkan oleh Komisi II DPRD pada Kamis pekan sebelumnya tidak mendapatkan respons positif.
Abdul Rohim, yang merupakan anggota dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), mengungkapkan bahwa mereka telah mengundang dinas-dinas terkait, tetapi sayangnya, pejabat yang diharapkan untuk hadir tidak hadir.
Oleh karena itu, dia dan para pedagang sepakat untuk menunggu kejelasan dari Pemerintah Kota Samarinda terkait lokasi relokasi sementara bagi pedagang. Saat ini, ada sekitar 2800 pedagang yang memiliki kios di Pasar Pagi.
“Karena kami belum pernah melihat DED (Detail Engineering Design). Makanya kami menyarankan agar bangunan tersebut harus diaudit terlebih dahulu,” sebutnya.
Ia mengakui belum lama ini mengunjungi Pasar Pagi dan berinteraksi langsung dengan para pedagang. Tak heran berpendapat bahwa dasar masalahnya harus ditinjau lebih dulu.
“Jika hanya diperlukan perbaikan atap atau instalasi listrik, maka lebih baik dianggap sebagai renovasi kecil-kecilan, bukan rekonstruksi total,” demikian Rohim.(AdV DPRD Samarinda)