Samarinda – Faktaborneo.com – DPRD kota Samarinda menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2PA) terkait upaya percepatan dan penurunan angka stunting, Rabu(08/11/2023).
Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti menjelaskan dalam rapat tersebut pihaknya menanyakan kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan oleh pemerintah serta target yang telah dicapai dalam percepatan penurunan angka stanting.
“Kita sudah membuat satgas atau tim yang terintegrasi dengan beberapa OPD, sekarang sudah terlaksana dan ada surat edaran dari pak wali kota terkait program pemerintah yaitu pembagian telur kepada anak setiap harinya,” Ucap Puji Astuti
Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan Pelaksanaan program tersebut telah dilakukan sejak bulan september dan oktober dengan data yang diberikan dinas kesehatan dihimpun dari posyandu, anak yang tergolong stunting sebanyak 2500 anak.
“Tapi stunting kita fokus pada anak-anak usia dibawah dua tahun dan setelah diverifikasi hanya tersisa 714 anak yang terdeteksi stunting di 10 kecamatan,”Ungkapnya.
Ia menyebutkan,banyak penyebab anak-anak mengalami stunting, ditemukan dibeberapa daerah anak-anak stunting dengan penyakit bawaan dan juga pada saat lahir memiliki berat badan rendah serta mengalami pendarahan, hal tersebut harus ditangani oleh dinas kesehatan dan rumah sakit, artinya memberikan penanganan secara spesifik.
“Seperti keinginan presiden RI yang menyatakan bahwa angka stunting di tahun 2024 harus mencapai 14 % tapi Intervensi yang dilakukan oleh pemerintah tentunya tidak akan berhasil tanpa melibatkan dunia usaha dan peran serta masyarakat,” Ujarnya.
Maka dari itu, Puji berharap untuk mencapai angka nasional, harus kerja keras yang kuat dan ketersediaan SDM dibutuhkan untuk membantu pemerintah menurunkan angka stunting. (ADV/DPRD Samarinda)