Faktaborneo.com – SAMARINDA – Atlet-atlet muda Desain Olahraga Daerah (DOD) Kalimantan Timur terus menunjukkan semangat juang meski menghadapi keterbatasan peralatan. Sebanyak 76 atlet dari tujuh cabang olahraga, berusia 15 tahun ke bawah, telah menjalani pembinaan intensif selama enam bulan terakhir di bawah program DOD Kaltim.
Keterbatasan fasilitas tidak mengurangi tekad mereka untuk berprestasi. Salah satu cabang olahraga (cabor) yang menonjol adalah balap sepeda, yang berhasil mencetak prestasi gemilang dalam turnamen terbuka Punai MTB XCE di Stadion Aji Imbut, Tenggarong.
Para atlet muda DOD Kaltim yang berkompetisi melawan lawan lebih senior sukses meraih 1 medali emas, 1 perak, dan 1 perunggu. Medali emas diraih oleh Aimar Alqantani Bachdim untuk kategori MTB XCE putra, sementara Salsa Aulia membawa pulang perak di kategori putri, dan Felicia Natasya menyabet perunggu di kategori yang sama.
Namun, perjuangan para atlet ini tidak selalu mulus. Ragil Putra, juara bertahan, gagal mempertahankan gelar akibat kerusakan pada sepeda yang ia gunakan, terutama pada bagian rantai. Insiden ini mencerminkan kendala besar yang dihadapi tim, yaitu minimnya peralatan berkualitas.
Pelatih balap sepeda DOD Kaltim, Dany, menyebutkan bahwa atlet-atlet muda ini mampu bersaing dengan peserta dari Sekolah Khusus Olahragawan Internasional (SKOI) dan atlet senior lainnya, meskipun mereka menggunakan sepeda pinjaman yang kondisinya kurang optimal.
“Turnamen ini sebenarnya bukan untuk usia dini, tapi anak-anak dari DOD Kaltim tetap berani tampil dan membuktikan kemampuan mereka,” ujar Dany.
Menyikapi keterbatasan ini, Zairin Zain, Kepala Pelaksana Sekretariat Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) Kaltim, menegaskan perlunya perbaikan fasilitas olahraga, terutama untuk balap sepeda.
“Idealnya, setiap atlet memiliki sepeda dengan standar internasional. Kita harus memastikan peralatan tidak menjadi hambatan dalam pengembangan bakat mereka,” tegas Zairin.
Meski berbagai tantangan menghadang, pencapaian para atlet muda ini membuktikan bahwa keterbatasan tidak menjadi alasan untuk menyerah. Dengan dukungan fasilitas yang lebih baik dan pembinaan berkelanjutan, potensi mereka diyakini dapat berkembang lebih jauh, mengharumkan nama Kalimantan Timur di kancah nasional maupun internasional.